sekilas gambar diatas seperti sebuah lukisan yang indah, tapi siapa sangka bahwa gambar diatas merupakan sebuah fenomena yang terjadi di lautan, dimana dampak yang ditimbulkan tak seindah seperti yang kita duga. Fenomena dia atas sering disebut sebagai "Red Tide".
Sekilas info :
Red tide
adalah suatu keadaan di mana air, terutama air laut mengalami perubahan
warna akibat dari ledakan populasi (blooming) dari fitoplankton.
Perubahan warna yang terjadi dapat berupa warna merah, coklat, ungu,
kuning, hijau dan lain-lainnya. Fenomena Red Tide merupakan peristiwa alam yang umumnya terjadi. Namun demikian Red Tide tidak selalu berwarna merah, ada kemungkinan berwarna kuning atau coklat tergantung jenis fitoplankton yang meyebabkan terjadinya red tide tersebut.
Beberapa jenis fitoplankton yang menyebabkan terjadinya Red Tide sebagian besar dari kelompok dinoflagelata dan mencapai 50 jenis, diantaranya Ptychodiscus brevis, Prorocentrum, Gymnodinium breve, Alexandrium catenella dan Noctiluca Scintillans.
Sudah jelas bahwa Red Tide terjadi karena ledakan populasi (blooming) dari suatu kelompok fitoplankton. Mengapa pada sebuah perairan dapat terjadi ledakan populasi (blooming) ? Hal ini disebabkan oleh setidaknya empat faktor, yaitu pengayaan unsur hara dalam dasar laut atau eutrofikasi, perubahan hidro-meteorologi dalam sekala besar, adanya gejala upwelling yaitu pengangkatan massa air yang kaya akan unsur hara ke permukaan, dan akibat hujan dan masuknya air tawar ke laut dalam jumlah besar.
Sebuah fenomena pasti menghasilkan sebuah dampak bagi sekitarnya, begitu juga fenomena Red Tide juga mengakibatkan dampak bagi lingkungan sekitarnya, antara lain : menyebabkan
perubahan warna dan konsentrasi air secara drastis, kematian massal
biota laut, perubahan struktur komunitas ekosistem perairan, bahkan
keracunan dan kematian pada manusia.
Di Indonesia sendiri fenomena ini sudah sering terjadi antara lain yang terjadi di
muara-muara sungai Teluk Jakarta tahun 1992, 1994, 1997, 2004, 2005,
2006; Ambon tahun 1994 dan 1997; perairan Cirebon-Indramayu tahun 2006
dan 2007, Selat Bali dan muara sungai di perairan pantai Bali Timur
tahun 1994, 1998, 2003, 2007; Nusa Tenggara Timur tahun 1983, 1985, 1989.
No comments:
Post a Comment